English (United Kingdom)Indonesian (ID)

KANURAGAN AJI KASEKTEN

Aji-aji, mantra, japamantra apabila diamalkan, diucapkan dalam batin , dipraktekkan sesuai dengan persyaratannya akan mengeluarkan daya yang umumnya disebut daya supranatural, daya gaib atau magic dari aji-aji atau mantra tersebut. Aji-aji atau mantra harus dilapalkan istilahnya matak aji sesuai dengan bunyi aslinya, bahasa aslinya tidak boleh dirubah, dikurangi, ditambah, juga tidak boleh diterjemahkan, karena daya kekuatannya akan ngabar – hilang.

Aji-aji, japamantra itu sudah ratusan tahun ada ditanah Jawa, ini memang kekayaan non-materi warisan leluhur Jawa, Nusantara. Ada banyak aji-aji, japamantra yang dipakai, dimanfaatkan  para pendahulu kita supaya jalan kehidupan berjalan dengan selamat, tentram, terbebas dari segala gangguan yang tidak baik maupun yang mau mencelakakan.

Aji-aji, japamantra biasanya dipunyai oleh seseorang muda yang mulai menginjak dewasa , mereka yang berpikiran dan berhati baik dan sadar akan  panggilan hidupnya untuk selalu berbuat baik dan benar untuk memayu hayuning sesama lan buwana. Daya kesaktian dari aji-aji, mantra, japamantra Jawa, Nusantara telah lama merasuk jagat kehidupan ditanah ini dan telah banyak dipetik manfaat dan dayanya oleh para satria, pendekar dan pejuang negeri ini, terutama pada masa perang kemerdekaan melawan penjajah.

Banyak pejuang kita, menjadi manusia terpilih , kuat mengamalkan aji, mantra yang sakti mandraguna. Sesuai dengan situasi disaat itu, terdapat orang yang memiliki atau lebih tepat menguasai aji dan mantra yang menjadi sakti, tahan pukulan, senjata tajam, peluru, punya pukulan  geledek, pukulan maut, mudah menghindari serangan, selamat dalam perang, berwibawa, ditakuti musuh, dihormati teman.

Aji-aji, mantra, japamantra yang bermacam-macam guna dan manfaatnya seperti untuk pagar diri, tolak bala dan menaklukkan lawan biasanya dipunyai oleh guru-guru yang mumpuni dan bijak. Secara umum disebut Aji Kasekten, ada juga yang menyebut Sipat Kandel, yang menyebabkan orang punya rasa percaya diri, berani mengemban tugas dan kewajiban yang benar dan mulia.

Sekali lagi kegunaannya secara garis besar adalah :

  1. Raga menjadi sakti, tahan terhadap berbagai serangan seperti pukulan, senjata tajam, peluru , tidak mempan pukulan fisik maupun “halus”. Punya pukulan dan gerakan menyerang yang melemahkan lawan.
  2. Jaya-Kawijayan, menyebabkan pemiliknya selalu berjaya dalam setiap pertempuran dan selalu memenangkannya dengan cara kesatria.
  3. Pangeram-eram, punya kemampuan yang amat menakjubkan seperti sesuatu hal yang sepertinya tidak mungkin, tetapi kenyataannya terjadi.Seperti bisa menghilang, tak mempan pusaka, anti peluru dlsb.

Cara mendapatkan Aji-aji

Mengingat daya kemampuan dari aji-aji, mantra, japamantra yang ngebat-ebati, yang luar biasa hebatnya, maka tak mengherankan bahwa banyak golongan muda pada masa kuno dan masa itu yang tengah tumbuh keberaniannya, berusaha untuk mendapatkan aji kanuragan.Demikian pula orang-orang yang dalam pekerjaannya memerlukan aji kanuragan, seperti mereka yang mengurusi keamanan.

Lalu dari mana aji kanuragan bisa didapatkan? Sejak dari masa kuno,masa lalu dan mestinya sampai kini, japamantra beserta ngelmu dan lakunya bisa didapat dari : 1. Guru 2. Dari tirakat sendiri.


Dari Guru

Guru biasanya mengajarkan ngelmu yang dilengkapi dengan laku dan aji, dan mantranya sekalian.

Istilahnya guru “nurunake”, menurunkan artinya mentransfer ngelmunya, kepandaiannya dalam satu bidang tertentu kepada siswa yang dianggapnya mampu. Istilah lainnya : siswa “diisi” ngelmu kanuragan tertentu oleh guru.

Misalnya, suatu malam sang guru mentransfer aji kanuragan tahan senjata tajam, dimalam lain ( sesudah siswa belajar lagi dan mampu) guru memberinya ngelmu lengkap dengan amalannya yang berupa pukulan geledhek, siapa saja terkena pukulan ini akan nglumpruk, pingsan.

Jadi siswa akan menyerap ngelmu dan aji japamantra dari guru secara step by step, tidak sekaligus.


Dari tirakat sendiri

Ada orang yang menerima atau mendapatkan suatu ngelmu atau japamantra bukan dari seorang guru. Namun ini relatif jarang terjadi dan yang menerima seperti ini biasanya karena orang tersebut kuat sekali melakukan tirakat dan dengan bersungguh-sungguh  memohon petunjuk dari Gusti Yang Maha Kuasa.

Dari hasil laku tirakatnya, mesu  raga – mampu sepenuhnya mengendalikan raga dan nafsu, cipta yang kuat dan terus menerus kepada Gusti, maka dia bisa mendapatkan ngelmu atau kepandaian yang sangat dibutuhkannya.  Dalam cerita wayang , seorang satria setelah bertapa beberapa lama ,mendapatkan pusaka atau kemampuan supranatural dari Gusti dengan perantaraan utusannya yaitu dewa. Dari legenda kuno kita dapatkan cerita, seorang satria yang bertapa mendapatkan petunjuk bisa berupa wahyu, sasmita gaib / pemberitahuan gaib atau lewat utusan Gusti berupa suksma luhur atau dewa.

( Ngelmu atau kepandaian yang dianugerahkan oleh Gusti itu bisa pula berupa kemampuan untuk menyembuhkan orang sakit, baik sakit fisik maupun mental).  


Kemampuan Aji Kasekten

Kemampuan aji kasekten terlihat sewaktu dilafalkan, dipraktekkan. Apakah aji-aji berfungsi semestinya? Hal itu tergantung dari kemanjuran, kekuatan daya batin orang yang mengucapkan.

Apakah aji-aji itu sudah benar-benar atut, merasuk, menurut dan berkiprah sesuai dengan yang dikehendaki oleh yang mengucapkan ( dan tentu saja sesuai dengan daya dan tujuan sebuah aji-aji).

Dua orang yang mempunyai aji-aji yang sama belum tentu mempunyai hasil yang sama pada waktu me-matak aji-nya.

Oleh karena itu aji-aji, japamantra harus selalu diingat, diasah, dilatih. Bukannya harus sering dipakai bertarung, tetapi tetap ada dibatin, hindari pantangannya kalau ada dan harus selalu yakin bila satu saat, kapan saja, dimana saja – yen ana gawe pari gawe, maka aji-aji itu akan berkarya sebagaimana mestinya.

Aji-aji yang tak pernah diingat, diasah, lalu dilupakan akan ngabar- hilang daya kekuatannya, ini adalah hukum alam.


Terpana oleh ‘Kesaktian”

Satu hari ditahun 1954, ada lomba olahraga antar SLTP Negeri di stadion Kridosono, Jogjakarta yang disaksikan oleh seluruh pelajar kelima SMP Negeri . (Waktu itu di Jogja baru ada 5 SMP Negeri). Pada saat seperti itu, tentu kami senang, jalan-jalan keluar sekolah, tidak usah belajar. Di stadion yang dipadati pelajar, suasana ramai sekali, terdengar hiruk pikuk teriakan para suporter.

Tiba-tiba dipojok stadion ada ribut-ribut , orang berteriak-teriak :” ana sing krengan, ana sing krengan”- ada yang berkelahi. Ada pengunjung yang menjauh, tetapi ada yang mendekat tempat perkelahian, ingin melihat dari dekat.

Untuk pertama kalinya saya melihat perkelahian bebas seperti ini, seorang dikeroyok oleh lima orang. Pemuda-pemuda yang terlibat perkelahian itu berumur antara 15 s.d. 18 tahunan, ukuran sedang untuk orang kita, berbadan sehat. Pemuda yang dikeroyok berkelahi dengan tangan kosong, sedangkan dua dari pengeroyoknya bersenjata pentungan kayu seukuran pemukul soft-ball.

Para pengeroyok bersuara gaduh, berteriak-teriak mau segera menghabisi lawan. Pemuda yang  hanya seorang diri itu cukup cerdik dan berani.  Dia menempati posisi sudut sehingga tidak bisa diserang dari belakang, tetapi juga risiko, dia tidak bisa lari. Sepertinya dia memang yakin mampu melindungi diri dari lawan, melawan lima orang penyerang dia hanya  menggunakan dua buah tangannya yang ditempatkan didepan didepan badan antara muka dan dada. Dia lebih banyak menangkis, tetapi sesekali dia melawan juga. Kakinya hanya dipakai untuk bergerak maju mundur. Kedua telapak tangannya terbuka, bila ada kesempatan dikibaskan untuk memukul lawan. Lawan yang terkena pukulannya pasti sempoyongan. Dia sendiri berkali-kali kena pukulan baik kepalan tangan maupun kena gada kayu dikepalanya. Aneh ...... terkena pukulan gada kayu yang keras sehingga sampai menimbulkan bunyi yang cukup keras, pemuda itu tak apa-apa. Bahkan gada kayu terpental ditangkis oleh tangannya. Para pengeroyok mengetahui ‘keampuhan” pemuda tersebut ,lalu pelan-pelan mundur dan meninggalkan arena. Pemuda itu juga tak mengejar, lalu membaur diantara penonton dan pergi.

Ketika petugas keamanan datang pertarungan sudah usai. Ada anak yang bilang yang barusan berantem adalah anak kampung A  yang mengeroyok jagoan dari kampung B. Seorang kakak kelas kami yang termasuk anak bandel bilang bahwa mereka yang berkelahi tadi sedang mencoba kanu-nya. Apa itu kanu, tanya saya.  Jawabnya dengan ketus : Kanu itu kanuragan, kamu anak kecil, urusan begini belum ngerti. Coba kalau gak pakai “lambaran’ kanuragan, dihantam gada kayu sekali pasti sudah “keyok”- kalah. 


Maling juga ampuh

Sampai dengan tahun 1960-an, beberapa kali penulis melihat maling atau penjahat atau pencopet yang ditangkap oleh masa. Sebelum diserahkan kepada yang berwajib dihajar dulu oleh penduduk atau yang menangkap.
Masa itu, keadaan masih sederhana, tuntutan kebutuhan relatif juga seperlunya saja.

Maling masih sembunyi-sembunyi, sasaran barang yang dimaling  barang rumah tangga biasa antara lain : jemuran pakaian, perabot rumah tangga, binatang  peliharaan seperti burung, ayam juga bisa jadi sasaran. Radio, mesin jahit sudah termasuk barang mahal.

Meskipun yang dimaling menurut penilaian kini barang sepele, tetapi kalau maling tertangkap, berat siksanya. Biasanya si maling berteriak-teriak sekuat-kuatnya dan minta ampun sewaktu dihajar, tetapi kelihatannya fisiknya mulus saja. Dijagat kanuragan dikenal aji japamantra yang disebut Aji Gineng. Orang yang punya aji ini, termasuk maling, dihajar demikian hebat tidak apa-apa, dia tetap mbleleng saja. Orang sering bertanya, maling dapat aji kanuragan dari guru “putih” atau guru “hitam” yang mengkhususkan untuk hal-hal yang menyimpang.  Banyak orang yang tangannya kesakitan sewaktu memukul seorang pencopet yang tertangkap.

Ngelmu maling juga macam-macam. Ada yang dipakai untuk menidurkan penghuni rumah ( sirep), ada yang dipakai supaya tidak kelihatan, misalnya sewaktu maling dikejar dan dia berhasil menempelkan diri ke sebuah pohon atau  tembok/dinding, dia menjadi tidak kelihatan.

Tetapi ada juga ngelmu untuk menjinakkan maling. Seorang anak muda tetangga penulis lebih dari sekali menangkap maling yang sudah masuk rumahnya.Bagaimana caranya tidak tahu, si maling sudah dia tangkap, lalu didudukkan dikamar makan dan diberi makan. Baru dia teriak-teriak : maling,maling. Pada waktu para tetangga datang si maling sudah jinak dan duduk dikursi. Dia bilang sama para tetangga, si maling sudah menyerah, jangan dipukuli, serahkan saja ke polisi secara baik-baik.


Pesulap yang mempesona


Setiap akhir pelajaran sekolah, sesudah kenaikan kelas  dan menjelang libur panjang, sekaligus untuk perpisahan bagi teman-teman yang sudah lulus, tentu diadakan pesta sekolah. Hal ini penulis alami sejak dari Sekolah Rakyat ( SD) sampai SMP dan SMA. Tentu ada acara panggung dengan berbagai atraksi dan tentu juga disediakan suguhan berupa makanan kecil dan minuman ringan.

Panggung gembira yang diisi berbagai tarian , nyanyian , deklamasi dilakukan oleh para siswa.Sewaktu zaman penulis di SMA, kami para siswa belajar berbagai macam tari daerah dari seluruh Nusantara. Jadi kami tahu dan kenal budaya bangsa  dan itu merupakan tali kuat persaudaraan bangsa.

Pada waktu di SD dan SMP , para murid disuguhi acara sulap yang dilakukan oleh para pesulap professional.
Seperti kebiasaan sulap, yang disuguhkan adalah demo kebolehan dari permainan yang merupakan kombinasi kecepatan, ketrampilan, berbagai trik sulap, tetapi ada juga pertunjukkan yang menggunakan hipnotisme, magnetisme dan kanuragan.


Sopan santun peraga

Pada masa dulu sebelum pertunjukan sulap dimulai, biasanya pemimpin rombongan memohon izin untuk melaksanakan pertunjukkan yang sifatnya hiburan untuk menyenangkan semua hadirin. Dia berkata bahwa seluruh rombongan sulap tidak ingin menyombongkan diri. Lalu memohon kepada semua penonton dan terutama yang lebih pandai untuk supaya jangan mengganggu. Bahkan memohon dukungan batin supaya acara berjalan mulus dan sukses. Itulah etika peraga dikala itu. Mereka itu ingat petuah bijak tradisional : “ Kita boleh yakin akan kemampuan kita, tetapi jangan lupa bahwa sepandai-pandai orang masih ada yang lebih pandai”.


Peragaan diluar nalar

Beberapa pertunjukan yang dilakukan dengan lancar dan berhasil, sebenarnya memang sulit diterima nalar.Meski sebagai orang tradisional kita sudah sering melihat seni pertunjukkan lokal seperti jathilan, reog dimana ada pemainnya yang makan beling/pecahan kaca , makan padi dan semangkok cabai rawit.

Dalam sulap ada atraksi seperti :

  1. Badan dicoblosi dan dicanteli/ digantungi  jarum dan paku. Setelah selesai dicopot dan tidak berdarah.
  2. Tidur telentang dipapan dengan paku tajam.
  3. Memindahkan cincin dan kalung emas dari satu sisi panggung ke sisi yang lain.
  4. Membedakan warna dengan mata tertutup.
  5. Membaca dengan mata tertutup.
  6. Membaca dari belakang papan tulis.
  7. Naik sepeda keliling sekolah dengan mata tertutup.

Sewaktu di SMP ada seorang peraga yang menyopir mobil jeep dengan mata tertutup dari Lapangan Benteng , dekat Kantor Pos sampai

Lapangan Sekip di Bulaksumur. Peraga yang sama pernah menyopir mobil dari Semarang ke Jogja.

 

Sikap Hidup Yang Sederhana

Seingat penulis, atraksi sulap dan peragaan seperti tersebut diatas juga biasa diperagakan dikota-kota lain di Jawa pada kurun waktu itu.

Kemampuan pesulap dan peraga dan bintang-bintang panggung dikala itu menurut penulis termasuk hebat.

Meski mereka punya kemampuan hebat, menonjol, dikenal masyarakat, tetapi kehidupan mereka itu biasa-biasa saja. Dalam kehidupan sehari-hari mereka juga bersikap ramah, sopan, sederhana. Kalau di Jogja, mungkin didaerah , kemana-mana mereka itu naik sepeda. Begitulah sikap dan kehidupan para orang terkenal dimasa itu sampai tahun 60-an, 70-an seperti penyanyi, bintang radio, penari, pelawak, pemain film, pelukis, penulis, pemusik. Mungkin waktu itu promosi atau PR belum sehebat sekarang. Kalau sekarang, para orang panggung dalam waktu cepat sudah jadi selebritis, diva, gaya hidupnya kelas atas. Gaya kehidupan seperti ini sepertinya dihembuskan atau lagi ngetren, tetapi apakah sejatinya itu yang mereka idam-idamkan? 


Berbagai Ketrampilan Bela Diri

Penulis banyak memaparkan contoh kejadian disekitar tahun 60-an, karena sebagai remaja waktu itu, penulis mengalami dan menyaksikan sendiri.Hal ini sesuai karena kanoman termasuk kanuragan adalah  ngelmunya para muda.

Pada saat itu, selain seni bela diri tradisional seperti Pencak Silat dan Kanuragan, ada juga anak-anak muda yang belajar seni bela diri yang berasal dari luar. Umpamanya ada yang belajar Kung Fu, Tinju, Judo, Karate, Jujutsu dll. Seni bela diri yang dari luar tersebut lebih mudah terkenal karena sudah menjadi cabang olahraga beladiri yang dipertandingkan secara internasional , dengan sendirinya di Indonesia juga dipertandingkan di arena resmi dan terbuka dan mendapatkan publikasi yang luas.

Seni beladiri Pencak Silat baru dipertandingkan dalam event olahraga beberapa tahun kemudian. Kini sudah banyak pula paguyuban-paguyuban Pencak Silat dimanca negara.

Sesudah tahun 60-an, 70-an, pelatihan kanuragan  seperti yang telah dipaparkan penulis  sepertinya tidak berjalan secara terbuka atau boleh dibilang kurang berkembang. Kemungkinan sebabnya a.l karena banyak guru ngelmu yang sudah sepuh dan menarik diri dari pengajaran kanuragan  dan ada sementara beliau yang mengundurkan diri karena keadaan sudah berubah, dimana banyak siswa yang menyalahgunakan ngelmu yang diterima. Mereka berani memakai untuk hal-hal yang tidak baik termasuk untuk kejahatan.Salah seorang guru ngelmu yang menjalani hidup dengan jujur dan sederhana, berkata kepada penulis : “ Sudah tidak ikut mengajari ngelmu kanuragan, nanti ikutan menanggung dosa”.


Seni Bela Diri Tenaga Dalam

Mulai tahun 1980-an orang ramai belajar seni beladiri tenaga dalam. Selain olah raga  gerak bela diri juga dikombinasikan dengan pernafasan. Untuk dapat menjadi anggota dan ikut berlatih tentu diwajibkan memenuhi persyaratan dari masing-masing organisasi yang tentunya bertujuan positif.


Kanuragan dicari lagi

Menurut pengamatan penulis dan beberapa teman pengamat, setelah kanuragan sepertinya tidak lagi dipelajari bertahun-tahun secara terbuka, mulai tahun 1996 mulai dicari orang lagi.

Ada penawaran melalui iklan yang menawarkan untuk mengajari sampai bisa menguasai ,misalnya :” Pukulan Jarak Jauh” . Katanya cukup sekali datang dan disebutkan ongkos pelatihannya untuk satu macam ketrampilan. Kalau yang mau dipelajari ada beberapa ketrampilan, tinggal dihitung saja ongkos jasanya.

Jadi, ini sepertinya menjual ngelmu. Anda bayar, anda dapat. Prinsip ini tentu sangat bertolak belakang dari pengajaran ngelmu kanuragan dimasa lalu.

Penulis yang waktu itu menjadi penulis dan pengasuh satu website berbahasa Inggris  , beberapa kali menerima email dari luar negeri ( Amerika dan Eropah), yang menanyakan dimana bisa belajar ngelmu “Pukulan Jarak Jauh” dan tentunya “ Menangkis serangan dari jauh” dan berapa beayanya.

Penulis cukup kaget menerima email seperti itu, tetapi memang ngelmu semacam kanuragan ini juga diminati oleh orang-orang manca negara.

Sekitar tahun 2000-an, beberapa penyembuh alternative dari Eropah, Amerika datang kesini dan ada yang berminat dan belajar cara-cara penyembuhan alternative tradisional seperti penyembuhan dengan air minum yang dimantrai, penyembuhan dengan “disuwuk “ ditiup ubun-ubun kepalanya  dlsb.

Beberapa tokoh penyembuh dan paranormal kita ( yang kebetulan teman-teman baik penulis)diundang ke-mancanegara. Disana mereka dimintai kerjasama untuk ikut membantu pasien-pasien yang termasuk sulit disehatkan. Berkah Gusti, banyak pasien yang cocok.

Para tamu dari Indonesia juga menyaksikan penyembuhan alternative yang dipraktekkan disana, kebanyakan memanfaatkan semacam tenaga dalam dan enerji alam. Pada waktu itu metode penyembuhan dengan Prana dan Reiki dan sejenisnya selain dipakai diluar negeri ,juga sudah mulai masuk ke Indonesia.

Berbagai macam relaksasi dan penyehatan dengan sistem pijat ( massage)juga dipakai  disini dan diluar negeri, ada juga pemijat kita yang maju prakteknya diluar negeri, dia jadi pemijat bersertifikat di Amerika Seikat.( Di A.S. praktek penyembuhan alternative harus punya sertifikat yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan setempat).

Ada juga metode penyembuhan alternative dengan cara berdoa dimana pasien dan penyembuh ( ada yang diperkuat saudara, teman dan yang peduli) bersama-sama memohon kesehatan dan kesembuhan dari Tuhan Yang Maha Kasih.

Dalam dunia penyembuhan alternative, seperti juga bidang-bidang yang lain terjadi pengembangan yang berisifat global, dimana cara dan metode yang efisien akan dipakai dimanapun, termasuk penggunaan daya dan enerji dari alam dan benda-benda alam seperti kristal, logam, batu berharga, akik , berbagai jenis kayu, daun, buah dsb.


Beberapa catatan

Apapun pendapat sementara orang dan opini yang berkembang, pada umumnya orang tertarik kepada hal-hal yang masuk kategori pangeram-eram, mukjizat atau miracle.

Coba bayangkan siswa-siswa kanuragan melihat gurunya membabat pohon pisang  dengan pedang kecil, sekali tebas pohon itu putus dan roboh. Artinya pedang kecil itu tajam sekali. Lalu, dengan cukup keras guru membacoki sendiri lengannya yang telanjang dengan pedang tersebut  dan tidak apa-apa. Sesudah itu satu persatu siswa yang sudah siap, tidak pakai baju, dibacok punggungnya sampai bunyi”bluk” dan tidak apa-apa, tidak luka, tidak berdarah. Mereka tentu mantap dan tambah pede, semakin percaya kepada ngelmu yang diterima dari guru.

Sebuah benda misalnya dompet ditaruh diatas meja, dompet itu mudah dipegang siapapun. Kini dompet tersebut “dipagari’ dengan mantra, istilahnya”dikunci”. Siapa saja yang bermaksud  jahat mau mengambil dompet itu akan terpental.

Ada siswa setelah telapak tangannya “di-isi” mampu membuat pukulan yang keras sekali. Beberapa tumpuk batu bata pecah dihantam pukulan telapak tangannya.

Ada ngelmu ketika dilafalkan orang itu menjadi kuat sekali cengkeramannya, perbandingannya kerbau mengamuk tunduk dalam rangkulan kedua tangannya.

Ada siswa yang kesakitan diusap tangan jadi sembuh, yang sakit diberi air putih yang diisi doa, sehat kembali. Air putih itu diminumkan atau diusapkan kebagian badan yang sakit atau kebeberapa bagian badan.

Untuk diperkenankan menyerap dan mempelajari ngelmu kanuragan pada seorang guru yang bijak, syarat utamanya adalah kelakuan baik dan tujuannya  juga untuk maksud baik, positif bukan  untuk berbuat kejahatan, negatif. Selain itu sebagai orang Timur, kita ini orang-orang yang sangat patuh kepada Gusti, segalanya terjadi karena karsa Gusti.

Inilah filosofi yang ditanamkan ngelmu dari Timur, Jawa, Nusantara ini. Orang yang punya ngelmu harus bersikap satria, juga dalam penggunaannya.

Misalnya begini : dalam perkelahian harus jujur, satu lawan satu dan berhadap-hadapan. Oleh karena itu sering terdengar orang yang menantang lawan untuk berkelahi dengan mengatakan : “Ini dadaku, mana dadamu ?”

Sejak muda sudah diberi ajaran bahwa menyerang musuh yang belum siap, itu sikap yang tidak satria. Jadi tidak boleh nglimpe mungsuh, menyerang musuh yang sedang terlena, seperti menyerang dari belakang waktu musuh tidak siap.

Juga seorang gangster tidak akan diberi ngelmu oleh guru yang bijak. (Mungkin dia bisa mendapatkan dari guru “hitam”, asal berani bayar).. 

Jadi bagi guru yang masih memegang kepada filosofi yang baku, dia tidak akan setuju dengan jual beli ngelmu .
Tetapi kalau untuk kebaikan dan lagi diberikan kepada orang baik-baik, guru akan mengajari dengan tanpa menarik bayaran sepeserpun.


Mau dicoba?

Meski sudah diwanti-wanti guru bahwa aji kanuragan hanya untuk pagar diri, namanya anak muda, dengan berbagai cara ada niatan untuk mencobanya. Selain itu, menurut pengalaman yang punya ajian ini, meski mereka tidak mau mencobanya, tetapi ada saja pengaruh yang entah dari mana datangnya, sehingga mereka itu terlibat perkelahian.  Namanya darah muda, bukannya berusaha menghindar, malahan mumpung ada yang menantang, ini kesempatan untuk mempraktekkan ajiannya.

Ada seorang bapak muda umur sekitar 40-an, dia dapat mantra keselamatan supaya terhindar dari berbagai kecelakaan baik dirumah, dijalan maupun ditempat kerja  termasuk kuat fisiknya kalau berhadapan dengan kriminal yang menodongnya dijalan. Jelas dia tidak mencari musuh dan tidak mau mencoba ajiannya. Satu hari dalam perjalanan ke kantor, ban mobilnya kempes dan dia harus mengganti ban sendiri. Entah bagaimana ,pipa besi yang dipakai untuk mendongkrak ban dengan kecepatan penuh berbalik menghantam mulutnya.

Waktu terhantam, dia sempat berkunang-kunang, tetapi spontan dia berteriak dalam batin : ‘Tidak apa-apa”.  Dan betul meskipun mulutnya terhantam begitu keras, bibirnya lecetpun tidak dan giginya tidak ada yang rontok.

Demi alasan keamanan seorang teman yang sudah berkeluarga mendapat ajian anti tembak dari seorang guru ngelmu.Alasannya keadaan tidak aman, banyak kriminal yang suka menodong bahkan sungguh-sungguh menembak. Satu siang  hari, dijalan ada perampok yang dikejar oleh aparat  keamanan, terdengar suara beberapa tembakan. Teman kita tidak tahu siapa yang mengeluarkan tembakan, dalam pikirannya dia minta selamat.Waktu itu dia naik bis kota yang jendelanya terbuka. Tiba-tiba dada kirinya terasa dihantam. Secara reflek dia pegang dadanya sebelah kiri. Disaku baju kiri dia kantongi tempat rokok dari perak. Tempat rokok itu bolong dan disitu bersarang sebuah peluru. Dia bersyukur kepada Tuhan, dia selamat, peluru tidak menembus dada kirinya. Seandainya dia tidak mengantongi tempat rokok perak, apa jadinya?

Ada pendapat bahwa orang yang punya ajian , kalau dia tidak dengan sengaja mau menggunakan ajiannya, ajiannya sendiri yang mau menunjukkan kebolehannya. Begitukah?

Kanuragan, Aji Kasekten tidak terpisahkan dari aji karahayon, keselamatan, pada dasarnya untuk pagar diri terhadap beberapa hal, baik dari serangan musuh yang manusia, maupun dari kejadian alam seperti hujan, kekeringan, angin, cuaca jelek, bencana alam, bencana penyakit, gangguan binatang dan bisanya seperti ular, kalajengking dsb,, juga gangguan dari black magic, ngelmu hitam yang bermacam-macam.

Para pinisepuh berpesan, hendaknya kanuragan dimanfaatkan untuk hal-hal yang baik dan tidak untuk mencelakakan /merugikan pihak lain.


Jagadkejawen,

Suryo S.Negoro