English (United Kingdom)Indonesian (ID)

Awal Mula Alam Semesta

Menurut Kejawen, Kawruh atau Ngelmu Kebatinan Jawa atau Spritualitas Jawa, alam semesta atau jagat raya dan seisinya termasuk manusia serta mahluk lain yang mendiami bumi, tercipta atas purbawasesa-kuasa dan kehendak Tuhan, Sang Pencipta Alam.

Berjuta tahun lalu, ketika alam belum terbentuk dan bumi belum ada, yang ada di alam ini hanyalah  kekosongan, suasana yang gelap gulita dan sunyi, sebuah fase yang disebut Alam Sonya Ruri. Sonya artinya kosong, sepi, atau dalam bahasa Jawa disebut suwung. Sedangkan ruri artinya gelap gulita, atau yang dalam bahasa Jawa disebut peteng ndedhet.

Alam Sonya Ruri adalah wadah atau tempat, dan sebagai wadah, ia masih kosong dan gelap gulita. Sampai pada suatu waktu, tidak disebut kapan mulainya, Alam Sonya Ruri mulai bergerak, lalu berputar. Semakin lama putarannya semakin kencang atau dalam bahasa Jawa disebut mubeng seser, hingga menimbulkan daya panas dan mulai membentuk lingkaran  yang dalam bahasa Jawa disebut kalangan yang makin lama semakin besar. Sesudah cukup lama berputar dengan kencang, terjadilah ledakan atau mbledhos, hingga alam semesta pun menjadi terang-benderang. Pada saat yang sama benda-benda langit seperti planet-planet, matahari dan bintang mulai terbentuk dan terlihat.

Hal ini sesuai dengan teori ilmiah yang menyatakan bahwa alam semesta/jagat raya yang telah ada sejak 15000 juta tahun yang lalu, pembentukannya dimulai dengan Big Bang yaitu ledakan awan disertai dengan lemparan gas panas dan debu di angkasa, diikuti oleh gravitasi yang menyebabkan terbentuknya planet-planet. Sampai kini, ilmu dan ngelmu sependapat bahwa jagat raya terus mengalami proses perkembangan yang tidak pernah berhenti.

Harap dicatat bahwa Kejawen membedakan ilmu dan ngelmu. Menurut pemahaman Kejawen: ilmu atau ilmu pengetahuan adalah kejeniusan pikir manusia yang semakin maju; sedangkan ngelmu atau bahasa Jawa aslinya kawruh, adalah pengetahuan yang berhubungan dengan purbawasesa-kuasa Tuhan, yang oleh kebanyakan orang disebut gaib. Ngelmu atau kawruh semenjak dahulu kala sudah ada secara utuh dan sepenuhnya dalam kuasa Gusti, Pangeran, Tuhan. Ngelmu dibuka sedikit demi sedikit sesuai dengan tingkat kesadaran dan kebutuhan manusia sesuai masanya. Jadi untuk dibedakan: ilmu dibuka atas usaha manusia, sedangkan ngelmu dibuka atas kuasa, keputusan Tuhan.

Kembali pada proses terbentuknya jagat raya, jagat raya terbentuk atas purbawasesa-kuasa Tuhan Yang Maha Kuasa. Begitu juga dengan munculnya planet-planet, bintang-bintang, matahari dan supernova, termasuk bumi yang saat itu belum ada, yang pembentukannya terjadi setelah planet-planet dan bintang-bintang lain.

 

Sang Penguasa Alam Menitahkan Terang

Dalam istilah Kejawen, judul sub ini disebut Kang Murbeng Alam nitahake pepadhang. Saat itu cahaya terang-benderang di alam raya muncul karena perputaran benda-benda di langit. Cahaya muncul dari benda-benda di langit yang jumlahnya sangat banyak, tiada terhitung atau dalam bahasa Jawa disebut jumlahnya sakirno, yang artinya berjuta-juta.

Matahari, sesuai dengan kuasa alam, atas kehendak Tuhan menerangi alam semesta termasuk bumi dan berkewajiban memberi kehidupan kepada semua mahluk dengan sinarnya. Rembulan dan bintang-bintang di langit, pada waktu malam hari bersinar dengan cahaya lembut yang berguna bagi setiap mahluk. Dan kesemuanya, konstelasi matahari, rembulan, planet-planet dan bintang-bintang mempengaruhi iklim dan kehidupan manusia dan semua mahluk di bumi.

 

Terbentuknya Bumi

Seperti telah disebutkan di atas, pembentukan planet bumi terjadi belakangan dan cukup lama, yaitu setelah terjadinya saling bentur dan pengaruh antar planet-planet dan bintang-bintang di angkasa raya. Saat itu, terbentuklah bintang berukuran sedang di pusat alam raya yang disebut pratala yang berarti dasar samudra. Setelah itu, terbentuklah  laut yang juga disebut sagara karena terus menerus diisi air dari hasil gerakan benda-benda di alam raya. Sesudah sagara terbentuk, bumi mulai terbentuk melalui proses alami dan penyempurnaan bentuk, sehingga menjadi  bantala atau bumi.

Secara ilmiah disebutkan bahwa proses pembentukan bumi dimulai pada 4000 juta tahun yang lalu, yang dilukiskan dengan letusan-letusan gunung-gunung berapi yang memuntahkan lava panas merah menyala, yang setelah proses jutaan tahun akhirnya membentuk Bumi yang sekarang, planet yang terdiri dari lempengan-lempengan dan samudra-samudra besar.

Air yang mengisi bumi di masa awal pembentukan Bumi disebut Kamandanu, dan sesudah mengisi bumi dan berkumpul di laut disebut Padmasari, yang berarti sari atau inti pakan yang sangat berguna bagi permulaan kehidupan di jagat ini.

Jagat adalah bersatunya unsur-unsur pratala, segara, padmasari dan bantala yang berproses dan terus saling berpengaruh dengan benda-benda lain di alam semesta/jagat raya ini, untuk mempersiapkan tempat yang layak huni bagi berbagai macam mahluk termasuk manusia dan hewan.

 

Elemen-Elemen Bumi

Sejak awal terbentuknya, alam semesta telah melibatkan unsur-unsur: angin, cahaya, api, debu dan air, saling interaksi, gerakan dan benturan-benturan yang melahirkan planet-planet, bintang-bintang dan planet bumi yang kelak dihuni oleh manusia.

Seperti kita ketahui, elemen-elemen manusia juga terdiri dari: angin, banyu, geni lan lebu atau angin, air, api dan tanah, dimana unsur cahaya adalah bagian dari mana asalnya suksma yang berupa cahaya.

Pada awal terbentuknyanya faktor udara yang belum sesuai tidak memungkinkan Bumi mendukung adanya kehidupan. Manusia baru dapat hidup di Bumi saat udara dan keadaan sudah kondusif, yaitu ketika manusia dapat hidup pada lapisan atmosfir yang berada di tanah sampai dengan ketinggian 17 km.

Perlunya makanan di bumi

Ketika bumi sudah dapat dihuni oleh manusia dan mahluk lain, bumi harus dapat menyediakan makanan dan air untuk asupan manusia dan semua mahluk. Salah satu elemen manusia adalah air. Tubuh seorang manusia yang sehat pada usia produktifnya mengandung 80% komponen air; 2/3 permukaan bumi juga ditutup oleh lautan; dan 1/10permukaan bumi ditutup sungai es. Oleh karena itu, sel-sel kehidupan yang teramat sederhana dimulai di air atau lebih tepatnya di laut karena di sana terkandung sari makanan.

 

Kandungan Bumi

Bumi mengandung kekayaan alam berupa benda-benda yang terpendam di dalam bumi, termasuk di bawah laut, dimana manusia dapat menggali atau menambangnya untuk memfasilitasi kebutuhaefn hidupnya. Di dalam bumi terdapat berbagai jenis bebatuan, mineral, pasir, kapur dan lain-lain yang menunjang kesejahteraan manusia, selain juga masih ada berbagai logam seperti: emas, perak, tembaga, perunggu, timah, besi, aluminium dll.

Bahkan berbicara tentang rumpun batu mulia, batu mulia juga memiliki berbagai macam manfaat, dan dengan harga yang beragam dari yang sangat mahal sampai murah seperti: berlian, emerald, jade/giok, quartz, safir,turquoise, ametis, ruby, turmalin,citrin, amber, tiger’s eye, bermacam agate/batu akik dengan berbagai warna yang indah dan menarik.

Di permukaan bumi, hamparan tanah menghasilkan tanaman pangan, herbal untuk obat termasuk juga tanaman industri.  Sementara di perut bumi berbagai bahan tambang didarmakan oleh bumi. Sungguh betapa baiknya Ibu Bumi – Mother Earth kepada manusia.

Kalau mau jujur, sesungguhnya kita manusia modern berhutang budi kepada mahluk-mahluk dan tetumbuhan di masa purba.  Berhutang budi kepada alam tentu sama artinya dengan berhutang kepada Tuhan, Sang Pencipta Alam Raya yang telah memberi berbagai kekayaan di bumi, sehingga manusia dapat mencukupi kebutuhan hidup dari  sandang, pangan, papan dan berbagai keperluan lainnya yang terus berkembang. Oleh karena itu secara nalar bisa dimengerti ketika orang Jawa Nusantara yang aslinya adalah pelestari tradisi leluhur, pada waktu tertentu melaksanakan Ritual Ruwat Bumi, Sedekah Bumi, Sedekah Laut, dll.

Segala ritual tersebut merupakan ungkapan rasa syukur dari hati yang murni dan tulus karena  bumi dan laut telah memberikan semua kebutuhan hidup, dan oleh karenanya harus dijaga  sebaik-baiknya, jangan sampai rusak apalagi punah, karena Bumi  adalah sumber hidup yang telah menyejahterakan keluarga besar manusia dan juga mahluk-mahluk bumi yang lain. Pada saat yang sama, ritual yang dijalani orang Jawa  juga merupakan  ucap syukur, bentuk terimakasih sebesar-besarnya orang Jawa kepada Tuhan, Sang Pencipta langit dan bumi.

Jadi seperti diceritakan di atas, sejak awal penciptaan Bumi hingga jaman yang serba modern ini, manusia pertama lahir di Bumi dan hingga saat ini masih menghuni planet bumi di tata surya yang sama. Lalu kapan dan bagaimana dan dari apa asal manusia? Kejawen akan menjawab.

 

SURYO S.NEGORO