Ada orang yang kepingin kaya dan berkuasa dengan jalan yang tidak wajar. Mereka tidak mau berusaha dengan cara kerja keras, mereka lebih memilih jalan pintas untuk menjadi kaya raya atau punya kedudukan tinggi.Cara yang dipilih adalah jalan yang menyimpang dari ketentuan Gusti, Tuhan. Mereka benar-benar nekad, hanya demi mengejar kenikmatan duniawi yang sesaat. Padahal selanjutnya, mereka harus membayar dengan harga yang teramat mahal sesudah kehidupan didunia sebagai manusia. Kebanyakan dari mereka menggunakan “pesugihan”, ilmu hitam untuk menjadi kaya harta benda.
Berhala
Cara kilat untuk menjadi kaya raya adalah dengan cara menyembah berhala. Dalam pemahaman Kejawen ,berhala bukanlah patung-patung batu, melainkan berujud makhluk-makhluk halus jahat yang mau “menolong” manusia untuk bisa menjadi kaya harta benda dan berpangkat tinggi, selama masih hidup didunia ini. Manusia yang menggunakan “jasa baik” para makhluk jahat ini, telah melakukan kesalahan fatal. Karena “pertolongan” itu tidak gratis dan mesti dibayar, sesuai perjanjian. Bentuk makhluk-makhluk berhala itu adalah:
1. Jaran Penoleh - Kuda yang kepalanya menoleh kebelakang.
2. Srengara nyarap - Anjing sedang makan.
3. Bulus jimbung - Bulus besar.
4. Kandhang bubrah - Kandang yang rusak.
5. Umbel molor - Ingus menetes.
6. Kutuk lamur - Sebangsa ikan yang penglihatannya kabur.
7. Gemak melung - Gemak, sebangsa burung berkicau.
8. Codhot ngising - Kelelawar berak.
9. Bajul putih - Buaya putih.
Bagi mereka yang telah keblinger menggunakan jasa-jasa baik dan bahkan telah memuja para berhala tersebut, sesudah kematiannya, mereka tidak bisa menjadi manusia yang telah menjalani tahap kehidupan yang benar, yaitu “datang dari suci, hidup didunia secara suci dan kembali ke suci” lagi. Sewaktu didunia, perbuatannya tidak suci, melanggar ketentuan Gusti, Tuhan, untuk itu harus mendapatkan hukuman yang setimpal, mereka menjadi dhanyang. Dhanyang adalah makhluk halus yang berasal dari manusia yang tengah menebus dosa- perbuatan salahnya, mereka masih tetap dialam halus dunia atau tepatnya “dialam halus watu kayu”.
Oleh karena itu, menurut pemahaman Kejawen, orang yang baik adalah yang hidupnya sempurna dan matinya sempurna.Sewaktu menjalani kehidupan didunia jujur dan baik kelakuannya, bisa pulang kemula-mula, kealam kelanggengan secara langsung dengan lancar dan baik, kembali ke haribaan Gusti, Tuhan.
Sedangkan mereka yang tidak sempurna matinya, masih harus menjalani hukuman sesuai dengan kesalahan yang telah diperbuatnya.
Berhala lain yang kejam
Masih ada berhala-berhala jenis lain yang suka menggoda orang dengan iming-iming yang menggiurkan,jadi kaya harta benda,sehingga sulit ditolak mereka yang lemah imannya.
Para berhala sangat kejam itu adalah a.l : Buto Ijo; Klabang Sayuto; Ula Ngripi, ketiga berhala itu mau “membantu” tetapi dengan imbalan upah yang amat mahal seperti minta makanan yang berupa manusia hidup. Orang yang mamakai jasa mereka akan dituntun bagaimana caranya mencari “sesaji” atau korban orang hidup. Kalau satu ketika tidak bisa mencarikan korban, bukan tidak mungkin orang itu sendiri yang dilahap oleh berhala piaraannya.
Dimasa lampau, cerita mengenai berhala dan kekejamannya banyak beredar di masyarakat. Sebenarnya punya tujuan positif, yaitu jangan pernah berhubungan apalagi ber-komitmen dengan makhluk-makhluk semacam itu.
Masih ada lagi makhluk halus jahat yang mau menolong orang keblinger dengan cara mencuri uang, seperti tuyul yang bentuknya seperti anak kecil dengan kepala gundul; babi ngepet dll.
Berbagai macam hukuman
Hukuman yang dijalani oleh mereka yang telah membuat kesalahan fatal, teramat berat. Oleh karena itu, setiap orang sebaiknya menghindari perbuatan yang tidak baik, jangan berbuat jahat. Caranya? Selalu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Welas Asih. Berbuat hal-hal yang baik dan benar, berpegang kepada norma-norma budi pekerti, dilandasi watak jujur dan selalu dalam tuntunan Tuhan, suka menolong sesama, jangan mencuri, memfitnah, membunuh, jangan berbuat jahat.
Kendalikan diri dalam kehidupan sehari-hari, jangan tergoda kepada kenikmatan duniawi sesaat , karena itu tidak abadi. Ingatlah nasihat pinisepuh : Urip iku mung mampir ngombe – Hidup didunia ini ,hanyalah untuk mampir minum. Artinya hidup didunia hanya dalam waktu singkat, maka itu berbuatlah yang patut.
Jenis-jenis hukuman yang mesti dijalani ada beragam. Seorang pembunuh akan dilahirkan lagi sebagai binatang selama seribu hari, untuk setiap orang yang dibunuhnya. Jenis binatang yang dipakai tempat hukuman a.l. : kucing, anjing, kuda, monyet, domba, babi, unta, gajah dll.
Pembunuh akan menjadi dhanyang banaspati, makhluk halus tidak sempurna dengan kepala api menyala.Para pelaku fitnah, guna-guna, black magick menjadi dhanyang kemamang, makhluk halus tak sempurna yang badannya menyala.
Prewangan, yang perempuan menjadi peri, makhluk halus tak sempurna, wanita yang baunya tidak sedap, suka mengganggu laki-laki iseng dan tak kuat imannya. Prewangan lelaki jadi gendruwo, makhluk halus jahat tak sempurna berwatak kriminal, badannya bau sekali, suka mengganggu istri orang dengan berubah bentuk seperti suaminya .
Para penyembah berhala, pencari kekayaan dengan bantuan berhala a.l. menjadi kuntilanak, makhluk halus tak sempurna yang punggungnya bolong dan makhluk-makhluk halus lain yang hina.
Para dhanyang itu suka tinggal di 13 macam pohon yang dicipta menjadi rumahnya ,seperti dipohon-pohon : beringin, randhu alas, sawo,kenanga, kanthil dll.
Para dhanyang jahat ini suka mengganggu manusia yang lemah imannya atau tengah bingung menghadapi cobaan hidup. Terkadang ada dhanyang yang berpura-pura menjadi orang tua atau wanita cantik atau pria bagus untuk mengganggu. Tetapi , kalau orang tenang mudah dideteksinya, karena para dhanyang tidak punya lekukan dibawah hidung dan kalau berdiri kakinya tidak menapak tanah.
Hadapi dengan tenang, manusia tidak kalah sama para dhanyang. Karena enerji manusia lebih besar dibandingkan dhanyang dan manusia juga dikawal oleh para saudara halusnya yang adalah juga makhluk halus yang kekuatannya tidak kalah dari para dhanyang apapun.Dan manusia yang baik selalu dilindungi Gusti, Tuhan. Oleh karena itu kita tidak perlu takut, tetapi juga jangan takabur.
Bekasaan
Ini adalah sebutan untuk semua makhluk halus yang tidak sempurna yang bentuknya sangat jelek bahkan ada yang menakutkan. Ini para makhluk halus yang termasuk golongan kriminal, preman yang kasar dan tidak sopan. Orang Jawa menyebutnya : Bekasaan.
Dhanyang Smarabumi
Ini golongan dhanyang yang baik, biasanya membantu menjaga rumah, suatu tempat atau desa.
Dhanyang samarabumi pada waktu hidup sebagai manusia didunia punya ilmu kesaktian, tetapi ilmu dan laku spiritualnya tidak sempurna . Sesudah kehidupannya, mereka ditunjuk jadi dhanyang smarabumi untuk menjaga/ sing mbahureksa suatu tempat dan manusia yang tinggal disitu supaya selamat.
Sesuai dengan ketentuan tugasnya, maka manusia bisa minta bantuan dhanyang smarabumi untuk menjaga desa , rumah, gedung,bisa juga diminta ikut membantu suatu upacara supaya berjalan dengan selamat terbebas dari gangguan makhluk jahat baik orang maupun bangsa halus.
Biasanya para dhanyang smarabumi itu sudah jauh lebih lama menghuni suatu tempat dari pada manusia penghuni tempat tersebut. Pada waktu diminta menjalankan tugas sesuai dengan kewajibannya untuk menjaga desa, rumah dan penghuninya, orang berkata kepadanya dalam batin :
Nini Kaki Sang Dhanyang smarabumi sing mbahurekso ing deso ........
Kakek nenek Dhanyang smarabumi penjaga desa ........
Jagalah rumahku ini dan seluruh keluargaku supaya selamat atau jagalah desa ini beserta seluruh penduduknya supaya selamat. Terimakasih. Ya, kita mesti berterimakasih, seperti kita mesti berterimakasih kepada Satpam yang menjaga kampung dan rumah kita .Itu termasuk tatakrama pergaulan.
Kepada dhanyang smarabumi ,kita hanya boleh minta dibantu dijaga supaya selamat, tidak minta hal yang lain seperti rejeki. Karena itu adalah tugas alami para dhanyang smarabumi yang digariskan Gusti dan tugas yang diemban tersebut juga merupakan penebusan kesalahannya.
Lalu bagaimana cerita tentang adanya rumah dan tempat yang angker, ada orang yang katanya punya istri makhluk halus?
----*---- bersambung
JagadKejawen,
Suryo S.Negoro